Filosofi Alam Takambang Jadi Guru


Oleh : Nasrul Makdis

Amat keterlaluan kiranya andaikan ada Gubernur, Bupati, Camat, Wali Nagari, mahasiswa dan masyarakat Sumatera Barat yang tidak kenal dengan tokoh tersohor Minangkabau, seperti Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Hamka, Sutan Syahrir, Tan Malaka, Haji Agus Salim, dan tokoh-tokoh ternama lainnya. Melalui perjuangan mereka yang saya beri gelar �revolusioner�, tokoh ternama tersebut bisa menjadi teman akrab kita yang kurang puas dengan kekuasaan yang diskriminatif, ekploitatif, dan otoriter. Hampir semua referensi yang membahas tentang pemikiran mereka lebih cocok menempatkan tokoh kelahiran Minang tersebut sebagai seorang ilmuwan dari pada memusatkan keseluruhan aktivitas mereka terhadap kekuasaan dan konsep lain.

Kesalahpahaman dalam menempatkan dan memposisikan pemikiran dan perjuangan mereka, bisa menyebabkan pemikiran tersebut dianggap sebagai �hantu� yang menakutkan semua orang, yang terlebih lagi bagi masyarakat kita yang pernah mengalami luka sejarah trauma politik akibat perang Paderi. Sebab sebagai sosok, sederetan tokoh intelektual Minang tersebut memiliki alur pemikiran dan karakteristik yang khas yang berbeda dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, semisal perbedaan pemikiran Soekarno dengan Hatta, dimana alur pemikiran Soekarno cenderung pada kekuasaan sedangkan pemikiran Bung Hatta lebih dekat dengan ekonomi kerakyatan. Hal tersebut terbukti dengan mengundurkan dirinya Bung Hatta sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia, karena berbeda pandangan dengan presiden Soekarno waktu itu.

Sehingga pada akhirnya Bung Hatta dianggap sebagai bapak bangsa, guru ekonomi, pemikir sosial, dan hampir semua pemikiran besar modern, di bidang ekonomi dan sosiologi sangat terpengaruh oleh pemikirannya. Sehingga secara jujur kita harus bisa belajar pada pemikiran tokoh-tokoh tersebut dan berani keluar dari jebakan pemikiran sempit, serta mencoba memberikan kontribusi dalam ranah ilmu pengetahuan kepada masyarakat, dimana para Gubernur, Bupati dan sederetan pemimpin daerah lainnya, harus banyak konsentrasi pada akuntabilitas publik ketimbang rakus akan kekuasaan. Sehingga untuk menata kehidupan masyarakat Sumatera Barat ke depan yang akomodatif, adil, kreatif dan terhormat, haruslah semua pihak bekerja sama dalam membangun daerah dengan menerapkan sistem dari bawah keatas (button-up), yang tidak relevan lagi menerapkan sistem dari atas kebawah (top-down), dengan banyak belajar pada alam takambang jadikan guru, bukan membiasakan �alam takambang jadikan asbak�, sebagaimana yang berkembang ditengah masyarakat belakangan ini.

Artinya dalam pandangan saya, falsafah hidup alam takambang jadi guru mengandung pengertian bahwa setiap orang ataupun kelompok kedudukannya sama, dimana tidak ada yang lebih tinggi satu dari yang lain, baik sebagai individu, kelompok ataupun golongan. Secara historis pandangan hidup semacam itu memberikan sprit tersendiri bagi individu untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, oleh karenanya mereka saling berkompetisi meningkatkan harga diri dan martabat mereka masing-masing. Sistem masyarakat yang komunal dan kolektif tersebut senantiasa menentang eksistensi personal yang dengan sendirinya bisa melahirkan generasi yang sensitif akan kehidupan masyarakat ke depan. Karena disatu sisi alam takambang jadi guru mengajarkan bahwa suatu keniscayaan bagi seseorang untuk menjunjung dan menempatkan harga diri pada posisi yang wajar dan terhormat agar tidak terjadi kesenjangan sosial ditengah masyarakat.

Dari perspektif tersebut dapat digambarkan bahwa satu sisi sejarah berlalu adalah sistem nilai, dengan sendirinya sudah mempengaruhi individu dan sebaliknya. Disisi lain keberadaan masyarakat Minangkabau saat ini dan masa mendatang juga merupakan suatu sistem nilai yang� dan akan mempengaruhi setiap lini kehidupan individu. Proses interaksi sistem sejarah berlalu, saat ini dan mendatang dalam mempengaruhi individu tanpa dapat dihindari akan menimbulkan gesekan atau tarik menarik kepentingan. Hal ini akan terlihat jelas bila ketiganya sudah menyentuh pada level sosio-ekonomi, sosial-budaya dan sosio-politik. Sehingga bisa di temukan dan di tarik inti sari falsafah alam takambang jadi guru bahwa secara historis-filosofis telah melahirkan tokoh-tokoh ternama Minangkabau sebagaimana disebutkan dan bisa melegitimasi adanya perbedaan dan kompetisi bagi setiap individu yang produktif dan kreatif. Sebab melalui logika alam takambang jadi gurulah Sumatera Barat sangat dihargai sebelumnya dan melahirkan tokoh-tokoh ternama tersebut.

Masyarakat Sumatera Barat menjadi terbelakang dan kurang di hormati sekarang, disebabkan generasi yang lahir kurang produktif dan kreatif, dimana lebih banyak meniru dan menerima, yang bukannya mendidik dan memberi. Sekaligus pemerintah acap kali kurang bijaksana dalam mengambil setiap keputusan serta komunikasi dengan masyarakat. Sedangkan daerah bisa menjadi maju, terhormat dan berkembang, oleh karena penghargaan yang tinggi terhadap kebersamaan dan banyak belajar pada alam dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan. Sehingga untuk membangun kembali kesadaran masyarakat terhadap perlunya belajar pada alam, maka semua unsur di dalamnya harus mentransformasikan filosofi alam takambang jadi guru - banyak berkonsentrasi dalam berbagai komunikasi dan keadilan � terhadap masyarakat yang telah meletakkan dasar-dasar kehormatan daerah tersebut. Budaya masyarakat yang akomodatif dan kreatif adalah produk kebudayaan yang mengapresiasi masyarakat kebanyakan, toleran terhadap sesama, menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan kebersamaan.

Karena dari pemikiran budaya lokal yang produktif dan kreatif itulah seringkali teks sejarah di�telanjangi� untuk ditemukan makna filosofi sesungguhnya. Artinya masyarakat Sumatera Barat, terutama pemerintah harus mampu mengembangkan budaya komunikasi, guna melenyapkan kebiasaan mis communication antar sesama pejabat, birokrat, perguruan tinggi, dan masyarakat sebagaimana yang terjadi belakangan ini. Dan selalu bersikap adil setiap akan mengambil keputusan, dengan menanggalkan referensi diri, kelompok, dan golongan, guna mencapai penemuan filosofi alam takambang jadi guru dalam pengembangan Sumatera Barat ke depan.

Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash2/372897_131353430292780_619288642_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/188096_134547703323278_1162554518_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/372896_322832097804252_1451457464_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash2/188076_323826454312372_464368268_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/157988_245544635468600_1221856100_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/157972_225236267569573_1370082627_n.jpg

Baguru On Facebook

 
© Copyright 2010-2011 Baguru All Rights Reserved.
Template Design by Baguru | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.