Perlunya sikap legowo: Belajar dari Kisruh PSSI










Memang idealnya politik dan kepentingan ekonomi terpisah dari sepakbola, tetapi realitasnya kan ada kepentingan ekonomi dan politik di balik kisruh PSSI. menurut saya yang jadi pokok masalahnya adalah  kelemahan orang Indonesia teutama elit politiknya yang sering tidak bisa menerima kekalahan, dan itulah mengapa demokrasi tidak berjalan di Indonesia.


Kita ambil contoh, Djohar Arifin dipilih karena dia membawa ide perubahan di PSSI, jika dia ingin melaksanakan ide dan programnya yang sebenarnya adalah ide perubahan juga dari Arifin panigoro, seharusnya kelompok lama beri kesempatan dulu, biarkan PSSI periode ini bekerja, tunggu aja giliran anda nanti di kongres peilihan ketua PSSI berikutnya.

Soal Djohar antek Jenggala atau Arifin Panigoro, menurut saya harus dilihat sebagai hubungan kesamaan ide. Kita ketahui bersama bahwa George Toisutta dan Arifin Panigoro yang bercita-cita merubah  PSSI dijegal oleh Hinca Penjahitan dan Gusti Randa (sekarang petinggi KPSI), dan cuma meloloskan Nudin dan Nirwan Bakrie. Karena dijegal dan dilarang FIFA ituah kubu pro perubahan mencari seorang teknokrat sepakbola, non politis, mantan pemain PSMS medan, seorang akademisi, punya pengalaman seabrek di KONI dan staff ahli menpora untuk membawa gerbong perubahan, dan jadilah Djojar Arifin yang dipilih. Hubungan mentor dan pejabat publik biasa di sebuah organisasi. Lee Kuan Yew dan Goh Toh Chong, Mahatir dan Badawi, Vladimir Putin dan  Dmitry Medvedev adalah contohnya. Orang Indonesia belum tebiasa, dianggap Dhohar Arifin boneka dalam arti negatif Arifin Panigoro. Lalu apa motif politik dan ekonomi Arifin Panigoro, ketua partai bukan, mau jadi presiden tidak, nyari untung juga tidak melalalui konsersium, yg ada malah berjudi berinvestasi di sepak bola yang masih dikuasai politisi, Seharusnya kita senang ada orang gila seperti Arifin panigoro mau mengeluarkan uang demi proyek rugi PSSI. Kalau tidak setuju AP ya sudah tunggu aja kongres berikutnya, berjuanglah agar mentor anda seperti Bakrie Family terpilih lagi, jgn belum apa-apa bekerja anda sudah rusak program-program Dhohar Arifin yang dimentori Arifin Panigoro.


http://duniasoccer.com/var/gramedia/storage/images/duniasoccer/indonesia/pssi/kpsi-pindahkan-tempat-kongres/6507190-1-ind-ID/KPSI-Pindahkan-Tempat-Kongres.jpg
PSSI Muka Lama yang mengaku Penyelamat
Anda bisa bayangkan rusaknya negeri ini karena sikap tidak legowo itu, dan itulah yang menjadi masalah sebenarnya. Jika anda dipilih menjadi bupati, anda tentu ingin segera menyelesaikan janji kempanye anda, dan seandainya saya sebagai bupati lama dan oposisi, seharusnya saya melihat dan memberi kesempatan anda untuk menjalankan tugas anda bukan memaksakan ide saya terus, dan menggalang kekuatan untuk menurunkan anda.
Jika anda tidak setuju dengan kebijakan PSSI yang merubah format kompetisi, hal ini biasa dalam negara demokrasi. Partai republik tidak setuju dengan kebijakan partai demokrat, terus mengkritisi tetapi tidak dijadikan alasan untuk merebut kekuasaan dengan mengimpeach pemerintah dari partai demokrat. Nah di Indonesia hal ini tidak berjalan, tidak suka kebijakan pemcetan pelatih, merubah format kompetisi, ini trus diblow up kemudian dijadikan ajang delegitimasi yang ujung-ujungnya KLB.


Di level masyarakat, banyak masyarakat yang terhegmoni oleh pemilik modal yang kebetulan penguasa media dan punya kepentingan besar di PSSI. Konteks analisis hegemoni ala Gramsci tepat untuk menjelaskan hal ini. Masyrakat tidak sadar bahwa dia jadi korban hegemoni pemilik modal, dan sayangnya perimbangan berita yang membongkar hegemoni kalah dari media yang menghegomoni alam pikir masyarakat. jadilah masyarakat kita jadi masayarakat yang sakit, tidak sadar bahwa ia dimanfaatkan oleh politisi pemilik modal. Atau kasarnya ia sengaja terus dibodohi untuk dimanfaatkan menguasai PSSI dan menjatuhkan pengurus PSSI sekarang. Coba lihat komentar masyarakat di pages facebook, isinya umpatan kasar dan menghakimi PSSI tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya.

KPSI bergoyang Dangdut ria
PSSI sendiri sebenarnya harus sadar, bahwa organisasi yang rentan politisasi di mana banyak politisi di dalamnya model kepemimpinannya juga beda. kultur PSSI yang seajk reformasi 1998 seperti kultur partai politik terkadang pendekataanya agak berbeda dengan perusahaan ataupun institusi pendidikan. Komfromi dan konsensus jadi adalah ini politik kata bebagai ahli politik. sehingga cara pembuatan kebijakan yang tidak memperhatikan banyak kepentingan politik terkdang tersendat dan gagal. ya itulah resiko memimpin organisasi yang kultur politiknya kental.
PSSI sekarang sebenarnya benturan budaya bisnis dan budaya politik. Orang-orang PSSI sekrang ingin mendepolitisasi PSSI, tetapi orang-orang lama terganggu kenyamananan posisi politk dan ekonominya. Sialnya bagi PSSI mereka masih dominan.

ya begitulah yang dinamakan era transisi. ketika Mandela naik, dia merubah sistemnya tetapi tetap bersehabat dengan orang-orang rezim lama. Ini model Afrika Selatan, model Indonesia lain lagi, orang-orang rezim lama segera berganti baju dan mengaku paling reformis. Para reformis tertipu dan terpecah belah. Akhirnya orang lama memimpin kembali dengan cover baru. para reformis kehilangan arah. Dan beginilah yang terjadi di PSSI sekrang, kelompok 78 terus jadi KPSI, padahal hakikatnya mereka hanyalah orang lama yang berganti baju karena arah angin berubah.

Yang Ngaku Ketua Umum PSSI dan Ketua Umum PSSI Diakui
Akhirnya, Terkadang kita harus berpihak jika kita tahu ada kedholiman terhadap PSSI, dan membela kebenaran adalh lebih utama daripada diam dengan alasan netral . Kembali ke Gramsci, kita para inteletual jangan hanya jadi intelektual tradisional, berdiri diatas menara gading dengan alasan netralitas, menutup mata pura-pura tidak tahu bahwa ada gurita ekonmi dan politik mengancam PSSI. Kita harus jadi intelektual organik, Bergerak membongkar hegemoni dan mencerahkan masyarakat yang terhegomoni. Saya bukan siapa-siapa di PSSI kenal juga gak, tapi saya gerah rezim lama terus merongrong PSSI, dan saya tidak ingin hanya berdiri di menara gading, saya harus bergerak mencerahkan dan membongkar hegemoni, tulisan ini salah satunya.

Link Penulis

Ket Gambar di ambil dari beberapa Sumber


Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash2/372897_131353430292780_619288642_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/188096_134547703323278_1162554518_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/372896_322832097804252_1451457464_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash2/188076_323826454312372_464368268_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/157988_245544635468600_1221856100_n.jpg https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-snc4/157972_225236267569573_1370082627_n.jpg

Baguru On Facebook

 
© Copyright 2010-2011 Baguru All Rights Reserved.
Template Design by Baguru | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.